Changemaker Journey


Changemaker journal


MasyaAllah tabarakallah.. memasuki kelas Bunda Salihah ini saya seperti dituntun untuk menemukan tugas yang selama ini saya cari, betapa tidak, saya yang awalnya memutuskan untuk berhenti setelah Bunda Produktif malah merasa berbinar ketika menyimak pemaparan tentang kampus Ibu Pembaharu. 

Ya.. selesai kelas Bunda Produktif suami meminta saya untuk fokus pada anak-anak, bukan tanpa alasan, kekurangmampuan saya dalam mengelola jadwal saat di kelas bunda produktif membuat saya sedikit lalai dengan kondisi badan, saya lebih sering sakit dan akibatnya kebutuhan anak-anak jadi kurang terpenuhi. Saya menerima itu sebagai salah satu konsekuensi yang harus saya jalani. 

Sampai pada saat saya menyimak video pemaparan tentang kampus Ibu Pembaharu, beliau yang sangat mengerti bahwa istrinya ini masih ingin belajar sedikit memberikan respon positif tentang program itu. Dan akhirnya lampu hijau kembali dikeluarkan. MaasyaaAllah Alhamdulillah saya bisa terus belajar bersama ibu 😍😍

Masuk materi pertama, saya dan suami menyimak setiap pemaparan ibu, dan kejutan itu datang. Beliau jadi ikut menggebu untuk ikut menyukseskan istrinya ini. Beliau aktif menemani saya berdiskusi tentang problem statement apa yang akan saya angkat untuk kelas ini. Endingnya bisa ditebak, sampai saat ini beliau masih setia menemani saya di dalam tim 🤗. 

Kelas Bunda Salihah ini seperti jalan yang ditunjukkan Allah agar saya bisa menemukan misi spesifik di sisa umur saya ini. Indikator kelulusan pribadi saya untuk kelas inipun tidak banyak, saya hanya menetapkan 1 indikator saja, yaitu hadir dan menjalankan program dengan sepenuh hati. 

Berbekal indikator tersebut, saya yang tidak punya bakat memimpin, berani mengambil peran sebagai leader dalam tim dan menjalankan semuanya dengan bahagia, walaupun saya harus jatuh bangun berdamai dengan kemampuan otak yang semakin lambat dalam memahami sesuatu. Hadir tepat waktu di setiap materi, menyimak bersama suami dan berdiskusi selepasnya, berusaha menyimak informantika dan mencatat ulang semua informasi penting dan membuat jadwal khusus berdiskusi dengan tim, ah sungguh ini adalah pengalaman yang indah.

Banyak sekali pelajaran yang saya ambil di kampus Ibu Pembaharu ini. 
Zona 1 saya belajar tentang bagaimana saya membuat bank masalah dan menemukan problem statement yang akan saya angkat selama 6 bulan kedepan. Jurnal pertama Menakar Masalah

Zona 2 saya berkenalan dengan yang namanya storyboard dan user persona yang digunakan untuk kampanye. Ibu rumah tangga seperti saya bisa bikin kampanye untuk mengajak orang secara resmi itu KEREN banget banget. Saya jadi tahu proses bagaimana orang-orang hebat menyampaikan gagasan, ajakan dan memaparkan programnya. Dan saya bisa membuat sebuah Kampanye walaupun masih sederhana 😍🤩 
Di zona ini juga saya mulai paham, setiap masalah itu akan lebih cepat dipecahkan saat kita bisa berkolaborasi dengan orang lain yang memiliki masalah yang sama dengan kita, 

Zona 3 dan 4 saya kembali menemukan harta tentang bagaimana kami harus bergerak dalam tim, menyamakan persepsi, menggali akar masalah dengan menggunakan starbursting dan menetapkan tujuan dengan panduan smart goals. Kedua metode itu sekarang saya terapkan bersama anak-anak sebagai media melatih struktur berpikir, mengumpulkan data dan membuat pertanyaan. 

Kejutan datang saat saya mengikuti Questival Kemerdekaan, saya yang kurang suka eksis di media sosial dipaksa untuk tampil dengan menggunakan reels 😂, yampun ini sesuatu banget…bisa ditebak kan? Itu adalah momen pertama kalinya saya memakai reels, sebelumnya saya tidak familiar dengan itu. Belajar reels saat questival itu membuat saya sedikit santai saat memutuskan untuk menjadi bagian dari KIP Ambasador. Dan ini menjadi modal juga untuk metajabar saat nanti akan meluaskan dampaknya. Iya.. reels menjadi media yang sangat baik untuk menebarkan nilai dengan lebih luas. 

Setelah merasa nyaman di 4 zona sebelumnya, zona 5 menjadi sebuah titik balik untuk saya, kejutan demi kejutan tentang bagaimana mengelola tim dan gerakan dengan lebih profesional membuat saya limbung dan sedikit kehilangan arah bagaimana saya harus melangkah. Energi tim yang mulai kendur juga sedikit membuat saya terpengaruh terlebih dengan kondisi di regional yang juga tak bisa dibilang baik-baik saja. Sosok penting di regional yang menghilang tanpa kabar, sangat berpengaruh pada kondisi psikologis teman-teman pengurus yang lain, padahal kami seharusnya sudah bersiap untuk menyambut perayaan 1 dekade Ibu Profesional. Peran saya sebagai KIP Ambasador membuat saya merasa mempunyai kewajiban untuk segera membuat teman-teman pengurus bangun dari tidurnya, dan bisa ditebak, fokus saya untuk metajabar ikut terpecah. Beberapa hari bergelut dengan kebingungan alhamdulillah saya bisa kembali menyemangati tim (tepatnya diri sendiri) untuk kembali fokus pada gerakan yang kami rintis, kami menyusun highlight dan key update serta analisis SWOT untuk metajabar.

Allah selalu baik, dalam kebingungan saya menyelesaikan tantangan di zona 5, saya masih diberi kesempatan untuk merasa berbinar saat berhasil menyelesaikan website untuk metajabar, bravo untuk diri sendiri.. Ibu rumah tangga bisa membuat website hanya dengan modal nekad, website MeTaJabAR ini adalah salah satu karya terbaik saya sampai saat ini, karena prosesnya ternyata berbeda dengan saat saya membuat blog di wordpress. Saya juga membagi tugas untuk membuat media sosial untuk metajabar fanpage MeTaJabARInstagram MeTaJabAR dan YouTube MeTaJabAR. Isinya memang belum banyak, semoga kedepan kami bisa fokus untuk konsisten mengisi agar dampak metajabar semakin luas.

Zona 6 saya belajar tentang bagaimana memonitor sebuah gerakan dengan lebih rapi, saya berkenalan dengan Gantt chart dan membiasakan diri dengan to-do-list, agenda dan hunting. Melalui Gantt chart saya bisa lebih mudah menguraikan tugas, membagi dan memonitornya. Sampai saat ini saya memang masih agak kagok menggunakannya, sepertinya saya harus menuangkan chart tersebut kedalam bentuk fisik dan saya tempel di dinding kamar agar lebih mudah terlihat. Di zona ini juga saya mulai memahami tentang pilot project, bagaimana harus menjalankannya dan apa gunanya. Kami melakukan esktramiles di zona ini dengan menyelenggarakan survei literasi tanggung jawab. Sebanyak 124 responden berhasil mengisi survey tersebut dengan sebaran dari Indonesia Barat hingga Timur. Rilis hasil survei secara lengkap insyaallah akan kami umumkan di awal tahun depan.

Masuk zona 7 saya kembali mendapat banyak pelajaran. Saya belajar tentang theory of change, the logic mode dan manajemen resiko, masyaallah masyaallah tabarakallah.. Sungguh ilmu-ilmu yang saya dapat di kelas bunda salihah ini bukan ilmu yang murah yang bisa didapatkan begitu saja, apalagi oleh saya yang ibu rumah tangga, tidak akan ada lembaga khusus yang mau memberikan pelatihan pelatihan tersebut diatas secara gratis selain di Ibu Profesional, di kelas Bunda Salihah ini. MaasyaaAllah tabarakallah terimakasih Ibu Septi semoga semua ilmu yang ibu berikan kepada kami ini menjadi tabungan amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir deras 🤗🤗🤗. Rasanya beruntung sekali bisa berada disini, saya tak mau menyia-nyiakan semua kesempatan ini, Ya Allah izinkan saya untuk mengaplikasikan semua ilmu ini melalui gerakan yang sudah kami mulai ini.. Izinkan, lancarkan dan berkahi kami ya Rabb..

Jika merujuk pada pengalaman saya diatas dengan indikator yang saya tetapkan di awal masa perkuliahan, maka saya layak lulus dari kampus ibu pembaharu ini. Walaupun saya belum layak mendapat nilai cumlaude. Saya bertekad untuk meraih nilai cumlaude itu dalam aksi nyata saya bersama metajabar tahun depan, Bismillaahirrahmaanirrahiim…


Berikut saya sematkan link video Changemaker Journey MeTaJabAR

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Changemaker Journey"

Post a Comment